SEMINAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Fespa1

Seminar Pendidikan Anak Usia Dini yang diadakan oleh BEM Prodi PGPAUD telah dilaksanakan pada hari Rabu, 4 Desember 2019 di Aula Maftuchah, Gedung Dewi Sartika, Lt.2. Acara seminar Pendidikan ini diadakan setelah pembukaan Festival PAUD 2019 dan sebagai pembukaan kegiatan pertama dalam rangkaian Festival PAUD 2019. Seminar yang berlangsung dari pukul 09.00 – 12.10 ini selain diikuti oleh mahasiswi PAUD UNJ juga turut dihadiri oleh Drs. Baharudin, M.Pd selaku Wakil Dekan III FIP UNJ, Niken Pratiwi, M.Pd selaku koordinator Kemahasiswaan PGPAUD FIP UNJ, dan beberapa dosen PGPAUD UNJ.

Seminar yang mengangkat tema Inovasi untuk Menstimulasi Anak Usia Dini di Era Digital 4.0 diisi oleh dua pembicara dalam bentuk panel dengan satu moderator yaitu Fatimah Indriaji finalis Duta UNJ perwakilan dari PGPAUD.

Fespa2Pembicara pertama adalah Dr. Yuliani Nurani, M.Pd, seorang pedagog, peneliti pendidikan, pengembang kurikulum PAUD, penulis buku, narasumber nasional, dan dosen tetap di UNJ, membahas materi berjudul Inovasi dan Stimulasi Anak Usia Dini di Era Revolusi Industri 4.0, berdasarkan materi yang telah dipaparkan dapat diperoleh bahwa saat ini kita sudah memasuki Era Discruptif yaitu terjadinya perubahan yang sangat radikal menembus tantangan dan hambatan, yang paling parah dari era ini adalah terjadinya penjungkirbalikan system dan tatanan yang dianggap mapan dan sudah ada sejak puluhan bahkan ratusan tahun sebelumnya, system yang sudah ada tersebut berganti dengan system baru yang dilakukan oleh segolongan orang, biasanya anak muda. Era Discruptif perlu diantisipasi karena jika tidak adanya penyesuaian tidak akan lagi relevan di zaman milenial ini. Cara mengantisipasi era discruptif ini adalah dengan merubah paradigma berfikir dan cara berkehidupan serta harus mampu beradaptasi terhadap perubahan. Sebagai pendidik serta calon pendidik, penting bagi kita untuk mengembangkan keterampilan 4C / 4K kepada anak didik kita atau kepada Anak Usia Dini agar mampu bersaing di Era ini, keterampilan 4C / 4K itu antara lain communication atau komunikatif, colaborations & leaderships atau kerjasama, critical thinking & problem solving atau kritis, dan terakhir creativity & innovation atau kreatif. Sedangkan untuk inovasi dalam Pendidikan & Pembelajaran di Era Revolusi 4.0 ada strategi konstruktif, quantum learning, quantum teaching, autentik assessment, dan teknologi informasi dan komunikasi.

Fespa3Materi kedua membahas Smartphone, Smartparents, Smartfamily, Pengaruh Gawai Pada Anak yang dibawakan oleh Muhammad Nur Awaludin, S.Kom, seorang trainer digital family education, pendiri Yayasan kakatu, dan direktur fammi. Muhammad Nur Awaludin yang lebih akrab disapa dengan kak Mummu menjelaskan bahwa gadget dan internet seperti mata pisau, yang jika digunakan dengan bijak akan membantu pekerjaan manusia tetapi dapat pula menyusahkan bahkan membunuh manusia. Gadged dan internet di era digital 4.0 ini dapat menjadi ladang dakwah, dan memunculkan profesi baru yang digemari milenial saat ini seperti jual online, konten creator, dan esport. Esport adalah olahraga elektronik yang dimana para pemainnya disebut atlet esport, yang mereka mainkan adalah game-game yang akan diolimpiadekan, salah santu contoh gamenya mobile lagend, tetapi profesi esoprt ini adalah profesi jangka pendek karena tidak selamanya game tersebut akan terus laku dipasaran, selain itu game juga dapat membuat kita kecanduan. BLAST adalah kondisi pikologis seseorang yang rentan terkena dampak negative gadget, BLAST singkatan dari Boring atau bosan, Lonely atau kesepian, Angry and Afraid atau marah dan takut, Stress atau tertekan, dan Tired atau Lelah. World Health Organization telah meresmikan kecanduan game sebagai gangguan mental pada tahun 2018. Selain kecanduan sisi negative dari gadget dan internet adalah screentime atau sinar biru yang dapat mengakibatkan menjadi lambat berfikir dan merespon serta mudah lupa dan konsentrasi menurun karena siklus tidur rusak. Selain itu sisi negatif gadget dan internet ada bullying dan pornografi, yang mana pornografi dapat menyebabkan gangguan fungsi otak pada bagian depan atau bagian pre frontal cortex. Untuk itu setiap anggota keluarga perlu bekerjasama untuk membangun keluarga yang smart di era digital kini dengan cara membuat aturan bersama anak dan menjalankannya bersama.