Kegiatan pengolahan hasil panen menjadi olahan makanan bertujuan untuk memanfaatkan besarnya potensi sumber daya pangan lokal dan tingginya keanekaragaman hayati yang tersedia di suatu daerah. Ketersediaan bahan baku yang cukup melimpah, hal ini bisa mendukung ketahanan pangan, peningkatan kualitas gizi masyarakat, dan menjadi sumber peluang usaha untuk menambah pendapatan tambahan bagi masyarakat setempat. Melihat adanya potensi sumber daya yang tersedia seperti pisang dan jagung di Kawasan Hutan Pertamina UGM (Desa Getas, Desa Bodeh, dan Desa Ngrawoh). Dengan begitu, Rifdah, Aurel, Adinda, Anis dan Rafli selaku Mahasiswa Pendidikan Masyarakat UNJ bersama dengan Diafan Kurnia Jati Field Representative Hutan Pertamina UGM mengadakan pelatihan pengolahan hasil panen menjadi suatu olahan makanan yang dikreasikan guna menjadi peluang usaha dan ciri khas makanan daerah tersebut.
Kegiatan pengolahan hasil panen menjadi olahan makanan terbagi menjadi tiga hari dengan waktu dan tempat yang berbeda. Pada Desa Getas hasil olahan makanan berbahan baku jagung, sedangkan di Desa Bodeh dan Ngrawoh bahan baku utama yang digunakan yaitu pisang. Hal tersebut dilihat dari potensi yang melimpah dari desa tersebut. Selain pelatihan pengolahan hasil panen menjadi olahan makanan, kami juga memberikan edukasi mengenai pemasaran produk hasil panen tersebut, mulai dari kemasannya dan cara membuat label kemasan sebagai ciri khas produk tersebut dan nambah keindahan nilai produk.
Gambar. Praktik pengolahan Pisang Menjadi Selai Pisang, Hasil Produk Berupa Selai Pisang, dan Dokumentasi Akhir Bersama Peserta Pelatihan Selai Pisang.
Pada Rabu 17 Mei 2023, kegiatan pengolahan pelatihan hasil panen menjadi olahan makanan pertama kali dilakukan di Desa Bodeh. Rifdah dan Adinda selaku Mahasiswa Pendidikan Masyarakat UNJ melatih masyarakat Desa Bodeh membuat hasil makanan berbahan baku pisang menjadi selai pisang. Sasaran dari pelatihan ini yaitu ibu-ibu petani di Desa Bodeh sebanyak 8 orang. Selai pisang merupakan menu yang dipilih karena jumlah pisang yang terdapat di Desa Bodeh melimpah, selain itu pisang yang digunakan untuk membuat selai pisang yaitu pisang ambon. Di Desa Bodeh pisang ambon sangat mudah ditemukan dan harganya yang masih sangat ekonomis. Proses pembuatan selai pisang yang mudah didapatkan dan dari segi bahan-bahan harganya cukup terjangkau. Oleh karena itu, selai pisang bisa dijadikan sebagai inovasi olahan makanan dan peluang baru untuk masyarakat setempat unukmendapatkan pendapatan tambahan.
Pada Jumat 19 Mei 2023, kami melakukan kegiatan pelatihan pengolahan hasil panen menjadi olahan makanan yang kedua yaitu di Desa Ngrawoh. Sebelum melakukan pelatihan ini kami bertemu dengan kepala desa Desa Ngrawoh, beliau menyampaikan bahwa kedepannya Desa Ngrawoh akan menjadi desa wisata yang sekarang sedang dibangun bendungan di daerah
Desa Ngrawoh. Dengan begitu, harapan dari Bapak Purwondo selaku Kepala Desa Ngrawoh yaitu Desa Ngrawoh memiliki ciri khas makanan yang tentunya memanfaatkan potensi dari sumber daya alam yang melimpah di Desa Ngrawoh yaitu pisang. Sasaran yang diminta dari Bapak Kepala Desa untuk pelatihan ini yaitu pemuda Karang Taruna dan ibu-ibu PKK yang nantinya bisa saling berkolaborasi untuk memproduksi dan memasarkan hasil olahan produk mereka. Dengan begitu Rifdah, Aurel selaku Mahasiswa Pendidikan Masyarakat UNJ sebagai pembawa acara, Adinda, Anis dan Rafli sebagai pelatih, dan fasilitator memilih pelatihan pembuatan keripik pisang yang dibagi menjadi beberapa varian rasa yaitu original, coklat dan vanilla. Varian rasa yang dipilih untuk kedepannya bisa disesuaikan sesuai selera dan minat masyarakat yang tinggi.
Gambar. Praktik pengolahan Jagung Menjadi Bubur Jagung, Hasil Produk Berupa Bubur Jagung, dan Dokumentasi Akhir Bersama Peserta Pelatihan Bubur Jagung.
Pada Senin, 22 Mei 2023 Adinda, Anis Mahasiswa Pendidikan Masyarakat UNJ sebagai pembawa acara, Rifdah, Aurel, dan Tafli sebagai pelatih, dan fasilitator melakukan pelatihan pengolahan hasil panen menjadi olahan makanan di Desa Getas. Bahan baku yang digunakan dalam pengolahan makanan ini yaitu jagung. Jagung ini diolah menjadi bubur jagung manis. Sasaran dari pelatihan ini yaitu kader posyandu yang juga merupakan petani dan UMKM sebanyak 8 orang. Sasaran ini dipilih karena permintaan dari Ibu Kepala Desa Getas Puji Winingsih yang memerhatikan kondisi kesehatan anak-anak dan bayi di Desa Getas. Kedepannya, menu olahan bubur jagung ini dijadikan sebagai menu PMT (Pemberian Makanan Tambahan) untuk kegiatan posyandu. Selain bahan-bahannya mudah didapatkan dan kandungan didalam bubur jagung juga baik untuk dikonsumsi. Menu olahan bubur jagung juga bisa dijadikan peluang usaha untuk menambah pendapatan tambahan.