“Jejak Jura”, Ekplorasi Mahasiswa Baru Program Studi Pendidikan Masyarakat

Masa Jurrasic (dikenal juga sebagai masa dinosaurus) mungkin salah satu masa paling diminati oleh manusia. Dinosaurus dikenalkan sangat dini sebagai teman bermain atau cerita pengantar tidur. National Geographic menduga bahwa ketertarikan ini muncul karena adanya sensasi misterius dan kegembiraan untuk menemukan makhluk yang telah punah sejak lama. Sekalipun dinosaurus dikenal sebagai mahkluk buas, kepunahan makhluk ini memunculkan sisi emosional dan empati pada diri manusia.

Potret inilah yang diangkat sebagai tema PKKMB Prodi Pendidikan Masyarakat. JEJAK JURA” yang bermakna “Membuka Kisah Baru dalam Saga Kampus” digambarkan sebagai petualangan para mahasiswa baru dalam menjelajahi kehidupan kampus yang penuh ketertarikan, kegembiraan, dan sensasi misteri yang didorong oleh rasa penasaran untuk menjawab berbagai pertanyaan.

Acara ini dihelat selama dua hari, yaitu 27 dan 29 Agustus 2024. Para Panitia terdiri dari Mahasiswa Prodi Pendidikan Masyarakat Angkatan 2022 dan 2023 sebanyak 60 orang. Ketua kegiatan ini adalah Putri Rahma Oktafiani dari Angkatan 2023. Sekalipun pengalaman baru, Putri mampu mengemas kegiatan dengan sangat menarik. Peserta merupakan Mahasiswa Baru Angkatan 2024 sebanyak 122 orang.

Mahasiswa Pendidikan Masyarakat Angkatan 2024

 Petualangan mahasiswa baru diawali dengan materi “Mengembangkan Pola Pikir Tumbuh Untuk Kesuksesan di Perguruan Tinggi” yang disampaikan oleh Ahmad Farhani, alumni angkatan 2019. Materi ini mampu mendorong sikap kepemimpinan dari mahasiswa. Dari hasil diskusi, mahasiswa baru membuat grand desain sebagai Calon Ketua Angkatan. Sebanyak 3 mahasiswa baru memaparkan rencananya jika terpilih sebagai Ketua Angkatan 2024. Akhirnya, terpilih Fhares Geneva Adyaputra (Putra) dan Ananda Firly Wiyogi (Putri) sebagai Ketua Angkatan 2024.

Paparan Grand Design Calon Ketua Angkatan Mahasiswa Tahun 2024

Mahasiswa Terpilih Ketua Angkatan 2024 Diapit oleh Salist dan Mahesa

Petualangan selanjutnya, mahasiswa baru diajak untuk menemukan karakter mahasiswa yang dibangun selama kuliah. Materi “Pengembangan Karakter Mahasiswa”  ini disampaikan oleh Muhammad Syahdan Haikal, ketua HIMA Penmas 2024. Narasumber menyampaikan bahwa pengembangan karakter bukan pengetahuan teoritis, tetapi dibangun setiap hari dalam kehidupan kampus.

Para mahasiswa mengekplorasi para dosen Pendidikan Masyarakat pada PKKMB hari kedua, 29 Agustus 2024. Para dosen mengenalkan diri dan berinteraksi dengan para mahasiswa baru. Beberapa dosen berbagi pengalaman selama kuliah, memberikan arahan sikap yang harus dimiliki oleh mahasiswa, dan mengajak mahasiswa untuk mengikuti berbagai perlombaan di luar kampus serta menjadi mahasiswa berprestasi.

Pengenalan Dosen Pendidikan Masyarakat

Ajakan menjadi mahasiswa berprestasi disampaikan motivatif oleh Nirsa Ismi Almanda dalam Talkshow “Building Superior Achievements In Community Education”. Sebagai mahasiswa Pendidikan Masyarakat Angkatan 2021, Nirsa memiliki segudang prestasi, seperti Mahasiswa Berprestasi 2023 dan 2024, Ketua Forum Debat FIP UNJ, Pemilik DaBES Frozenfood dan Cateringjuara. Prestasi merupakan petualangan mendebarkan dan menyenangkan yang harus dimulai saat ini. Mahasiswa baru dapat memanfaatkan berbagai peluang berprestasi dengan melalui bidang pembinaan prestasi mahasiswa di Prodi Pendidikan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Pendidikan.

Rangkaian PKKMB ditutup dengan sebuah refleksi. Mahasiswa yang mampu mengembangkan diri, pola pikir, dan aktif dalam kegiatan positif akan membuka pintu-pintu peluang pada petualangan yang tidak terbayang sebelumnya. Mungkin ada sebagian mahasiswa yang mengembangkan kepemimpinan melalui organisasi kemahasiswaan. Adapula yang mengembangkan empati, pemecahan masalah, dan komunikasi melalui keterlibatan aktif dalam kegiatan sosial dan pendidikan  di masyarakat. Adapula yang mengikuti berbagai kompetesi hingga skala internasional untuk mengembangkan daya saing dan ketangguhan. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan ada kelompok mahasiswa yang enggan berubah, nyaman berada di tempatnya, dan menghindari tantangan. Walaupun kuat, muda, dan punya peluang, layaknya dinosaurus yang besar dan kuat, akhirnya kalah dan punah.

 

Ditulis Oleh: Retno Dwi Lestari