Teknologi memberikan dampak signifikan terhadap perguruan tinggi. Cara mengajar, belajar, dan komunikasi para akademisi beralih dari tatap muka ke berbagai pembelajaran berbasis teknologi, mulai dari LMS sampai media sosial. Keterbukaan akses pendidikan melalui teknologi ini mendorong terpenuhinya konsep Education for All. Walaupun demikian, peluang ini dibayangi sejumlah tantangan, seperti aksesibilitas, kualitas, keamanan data, hingga isu ekslusivitas dan diskriminasi teknologi.
Tantangan perguruan tinggi jelas nyata dalam mempersiapkan lulusan yang mampu ”menunggangi gelombang”. Ride The Wave atau seni “menunggangi gelombang” merupakan usaha seseorang untuk menghadapi situasi sulit, terutama menghadapi sesuatu yang di luar kendalinya. Alih-alih berusaha untuk melawan ombak, a wave riders akan mencari cara tepat memanfaatkan energi ombak untuk mencapai tujuan.
Menyadari tantangan tersebut, Program Studi Pendidikan Masyarakat menyelenggarakan Workshop Pemutakhiran Kurikulum. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, 19-20 Agustus 2024 di Wisma Abdi 2 Cisarua, Bogor. Kegiatan diikuti oleh seluruh dosen Pendidikan Masyarakat jenjang sarjana dan magister.
Drs. Sri Kuswantono, M.Pd. atau sering disapa Pak Tono, menjelaskan bahwa penguasaan teknologi merupakan bagian krusial dari profil lulusan Program Studi Masyarakat.
“Kita fokus pada pengembangan praksis pendidikan orang dewasa yang inovatif pada pemberdayaan masyarakat cerdas berkelanjutan. Oleh karenanya, salah satu profil lulusan kita adalah lulusan mampu menguasai konsep teoritis dan praktis pendidikan orang dewasa dan masyarakat berbasis teknologi, dan sensitif terhadap konteks lokal maupun global“, ujar Pak Tono.
Pertimbangan global dijadikan dasar pemutakhiran kurikulum Program Studi Pendidikan Masyarakat. Prof. Hafid Abbas menyampaikan bahwa komparasi kurikulum Pendidikan Masyarakat di perguruan tinggi kelas dunia perlu dilakukan. Sebagai mantan Ketua Komnas HAM RI (Tahun 2012-2017), Prof. Hafid menekankan bahwa pemutakhiran kurikulum berperan untuk memajukan perkembangan intelektual dan kesejahteraan masyarakat.
“Ilmu itu milik semua umat manusia, maka perancangan kegiatan pembelajaran harus beresonansi pada kemanusiaan secara global“, papar Prof. Hafid Abbas.
Arahan pemutakhiran kurikulum disampaikan oleh Dr. Wirda Hanim, M.Psi. selaku Wakil Dekan I FIP. Dalam paparannya, Wakil Dekan Bidang Akademik ini menyampaikan bahwa pemutakhiran kurikulum mengacu pada Permendikbudristek No. 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi. Materi pembelajaran diutamakan menyiapkan lulusan agar mampu menguasai, mengembangkan, dan/atau menerapkan cabang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dekan FIP UNJ, Dr. Murni Winarsih, M.Pd. yang hadir pada kesempatan tersebut memberikan motivasi dan apresiasi terhadap kegiatan Workshop Pemutakhiran Kurikulum Program Studi Pendidikan Masyarakat.
“Salah satu prodi yang pertama melaksanakan Workshop Pemutakhiran Kurikulum. Semoga dapat menjadi contoh bagi prodi lainnya“, ucap Bu Murni.
Di hari pertama, Tanggal 19 Agustus 2024, diskusi fokus pada profil lulusan dan kedalaman keilmuan dengan mempertimbangkan dasar ilmu pengetahuan dan teknologi, relevansi dan kemutakhiran ilmu pengetahuan dan teknologi, konsep baru yang dihasilkan penelitian terkini, dan dunia kerja yang relevan dengan profesi lulusan program studi.
Karta Sasmita, Ph.D. menjelaskan profil lulusan yang diharapkan, “Saya membayangkan bahwa kita dapat membedakan kompetensi mahasiswa semester 1, semester 3, 5, dan seterusnya. Bahkan, diharapkan bahwa mahasiswa di semester yang lebih tinggi bisa menjadi mentor bagi mahasiswa di semester bawahnya. Secara sederhana, mungkin dapat dikatakan bahwa mahasiswa dapat menunjukkan level top manager, middle manager, dan teknis”.
Diskusi semakin hangat di hari kedua, Tanggal 20 Agustus 2024 yang membicarakan mengenai capaian pembelajaran. Selaku Koorprodi S2 Pendidikan Masyarakat, Karta Sasmita, Ph.D. menyampaikan bahwa capaian lulusan S1 terintegrasi dengan capaian lulusan S2. Oleh karenanya diperlukan tahapan yang jelas capaian pembelajaran setiap semesternya.
Kegiatan ini menghasilkan review dan pemutakhiran dalam visi keilmuan, misi, tujuan, strategi profil lulusan, PEO, capaian pembelajaran, dan bahan kajian. Selanjutnya, para dosen di lingkungan Prodi Pendidikan Masyarakat diharapkan melakukan pembaharuan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) untuk mata kuliah yang diampu.
“Pekerjaan selanjutnya adalah pembaharuan RPS oleh para dosen pengampu. Saya yakin, para dosen akan memberikan rancangan pembelajaran yang menarik, interaktif, inovatif, dan kreatif berdasarkan hasil diskusi pada workshop selama dua hari ini”, ujar Dr. Henny Herawaty BRD, M.Pd. selaku Koorprodi S1 Pendidikan Masyarakat.
Artikel ditulis oleh Retno Dwi Lestari, M.Pd.