Pelatihan Penilaian dan Stimulasi Berdasarkan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Bagi Kader Posyandu Balita, Guru Paud Inklusi, dan Orang Tua Anak dengan Stunting

Jakarta Utara, 20 Maret 2024 – PT PLN Indonesia Power UBP Priok mengadakan Pelatihan Evaluasi dan Pendorong Berdasarkan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) bagi Kader Posyandu Balita, Pengajar PAUD Inklusi, dan Orang Tua Anak yang Mengalami Stunting. Pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Kader Posyandu Balita, Pengajar PAUD Inklusi, dan orang tua sebagai penggerak perkembangan anak yang mengalami stunting.

Kegiatan pelatihan dimulai pada pukul 09.30 pagi di ruangan Volker dan Papanggo di gedung utama. Acara tersebut dihadiri oleh Pak IGAN Subawa Putra, yang menjabat sebagai General Manager, dr. Ivan Riyanto Widjaja, Sp.A(K) sebagai narasumber pertama, Anita Chandra, M.Psi sebagai narasumber kedua, perwakilan Kepala Camat Tanjung Priok yang diwakili oleh Kasubag, Kepala Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok yang diwakili oleh Pak Sumadi sebagai Kasapel UKM Puskesmas Tanjung Priok, perwakilan Kepala Lurah Warakas yang diwakili oleh Kasie Kesra, serta tim Ahli Gizi Kecamatan Tanjung Priok dan Kelurahan Warakas, Pippo Pioneer dan PIC Pippo Kecamatan, serta Bapak RW 05 Kelurahan Warakas.

Dalam penyampaiannya, dr. Ivan Riyanto Widjaja, Sp.A(K), membahas topik utama pelatihan yang difokuskan pada stunting dan stimulasi. stunting, sebagai permasalahan perkembangan anak yang telah menjadi perhatian bersama, tidak hanya terkait dengan pertumbuhan fisik, tetapi juga berkaitan dengan perkembangan kognitif anak. Oleh karena itu, selain kebutuhan gizi, penting juga untuk memenuhi kebutuhan fungsi kognitif anak yang mengalami stunting. Dengan menggunakan KPSP yang sudah dikenal oleh kader posyandu, tenaga pengajar PAUD, dan orang tua, diharapkan dapat diterapkan untuk menjadi alat stimulasi bagi anak-anak. Kesimpulannya, untuk mencapai visi generasi emas 2045, diperlukan kerjasama antara PT PLN Indonesia Power, Kader Posyandu, orang tua, PIPPO Pioneer, dan tenaga kesehatan.

Anita Chandra, M.Psi, menyampaikan materi kedua mengenai Kelasi Emas, singkatan dari Kelas Stimulasi Generasi Emas. Sebelumnya, para peserta diminta untuk melakukan penilaian untuk mengevaluasi pengetahuan mereka terkait dengan pelatihan ini. Kelasi Emas adalah sebuah program pelatihan online yang ditujukan bagi kader posyandu dan guru PAUD dengan tujuan meningkatkan keterampilan dalam melakukan skrining dan memberikan stimulasi kepada anak, terutama yang mengalami stunting, yang terbagi dalam tiga aspek pelaksanaan: penilaian, pelatihan, dan evaluasi. Melalui Kelasi Emas, diharapkan solusi dapat ditemukan melalui video yang mudah diakses, efisien dalam penggunaan waktu, dan berkelanjutan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan kader posyandu dan guru PAUD, meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan anak yang mengalami stunting, serta meningkatkan keterampilan orang tua mereka.

Melalui pelatihan ini, diharapkan kesadaran dan pemahaman akan pentingnya stunting dan stimulasi perkembangan anak sebelum usia 5 tahun dapat ditingkatkan. Tujuannya adalah untuk mengurangi jumlah anak yang mengalami stunting di Indonesia dan mencapai hasil yang diharapkan dari upaya stimulasi yang dilakukan. Kegiatan seperti ini memberikan kesempatan luas bagi masyarakat untuk turut serta dalam penanganan masalah stunting di Indonesia, dimulai dari partisipasi beberapa pihak dalam masyarakat serta kesadaran orang tua dalam mengawasi pertumbuhan kognitif anak.

Pelatihan Penilaian dan Stimulasi Berdasarkan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) bagi Kader Posyandu Balita, Guru PAUD Inklusi, dan Orang Tua Anak memiliki keterkaitan yang erat dengan masalah stunting karena stunting sendiri merupakan sebuah kondisi dimana anak mengalami gangguan pertumbuhan yang disebabkan oleh kekurangan gizi dan stimulasi yang kurang optimal pada masa pertumbuhan awal. Dalam hal ini, pelatihan tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada para kader posyandu, guru PAUD inklusi, dan orang tua anak tentang pentingnya melakukan penilaian serta memberikan stimulasi yang tepat bagi perkembangan anak sejak dini. Dengan demikian, pelatihan tersebut tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan stunting, tetapi juga untuk memberikan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengurangi angka stunting di masyarakat.

Selain itu, konsultasi sumber daya manusia (SDM) dalam aktivitas layanan jasa dan konsultasi pendidikan luar sekolah juga memiliki relevansi yang signifikan dengan upaya penanggulangan stunting. Hal ini karena stunting tidak hanya dipengaruhi oleh faktor gizi, tetapi juga oleh faktor stimulasi yang diberikan kepada anak sejak dini. Dalam konteks ini, konsultasi SDM dapat membantu dalam menyediakan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan bagi para penyedia layanan jasa dan pendidikan luar sekolah, seperti kader posyandu dan guru PAUD inklusi, untuk memberikan stimulasi yang optimal kepada anak-anak yang berisiko mengalami stunting. Dengan adanya konsultasi SDM yang efektif, diharapkan pemberian layanan jasa dan pendidikan luar sekolah dapat lebih terarah dan berkualitas, sehingga mampu memberikan kontribusi yang lebih besar dalam mengatasi masalah stunting di Indonesia.